Kamis, 19 Mei 2011

Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi adalah proses penentuan nilai atau manfaat dari suatu data kolektif. Stuffelbeam, menyatakan bahwa evaluasi adalah proses memperoleh, menyajikan, dan menggambarkan informasi yang berguna untuk menilai suatu  altematif pengambilan keputusan. Pandangan ini menunjukkan bahwa basil kegiatan evaluasi dipergunakan untuk pengambilan keputusan.[1]
Ebel berpendapat bahwa evaluasi merupakan suatu kebutuhan dimana evaluasi harus memberikan keputusan tentang informasi apa saja yang dibutuhkan, bagaimana informasi tersebut dikumpulkan, serta bagaimana informasi tersebut disintesiskan untuk mendukung basil yang diharapkan.[2]
Evaluasi secara singkat juga dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik amok mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik. Jadi evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Informasi yang digunakan untuk mengevaluasi program pembelajaran hares memiliki kesalahan sekecil mungkin. Evaluasi pada dasarnya adalah melakukan judgment terhadap basil penilaian, maka kesalahan pada penilaian dan pengukuran hares sekecil mungkin.
Evaluasi yang hanya melihat kesesuaian antara unjuk kerja dan tujuan telah dikritik karena menyempitkan fokus dalam banyak situasi pendidikan. Hasil yang diperoleh dari suatu program pembelajaran bisa banyak dan multi dimensi. Ada yang terkait dengan tujuan ada yang tidak, dan yang tidak terkait bisa positif dan bisa negatif. Oleh karena itu pendekatan bebas tujuan (goal free) dalam melakukan evaluasi layak untuk digunakan. Walaupun tujuan suatu program adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa diperoleh basil lain yang berupa motivasi, kesadaran, percaya diri, kreativitas, kemandirian, tanggungjawab dan aspek psikologis lainnya.[3]
Tiga komponen yang harus dievaluasi dalam pembelajaran yaitu pengetahuan yang dipelajari, ketrampilan apa yang dikembangkan, dan sikap apa yang perlu diubah. Untuk mengevaluasi komponen pengetahuan dan atau perubahan sikap, dapat digunakan paper-and pencil test (tes tertulis) sebagai alat ukurnya. Evaluasi program untuk meningkatkan ketrampilan siswa dapat digunakan tes kinerja sebagai alat ukurnya. Misalnya beberapa program untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi secara lisan, guru dapat mengevaluasi level kecakapan siswa.[4]
Dari beberapa definisi di atas, evaluasi adalah program untuk meningkatkan ketrampilan siswa dapat digunakan tes kinerja sebagai alat ukurnya. Walaupun tujuan suatu program adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa diperoleh basil lain yang berupa motivasi, kesadaran, percaya diri, kreativitas, kemandirian, tanggungjawab dan aspek psikologis lainnya. Tiga komponen yang harus dievaluasi dalam pembelajaran yaitu pengetahuan yang dipelajari, ketrampilan apa yang dikembangkan, dan sikap apa yang perlu diubah.  Dengan evaluasi hasil belajar ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berkomunikasi secara lisan, guru dapat mengevaluasi level kecakapan siswa.


[1] Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: Wacana Prima, 2007 , h. 3
[2] Ebel (1986) dalam Tafsir, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: RIneka Cipta, 2000, h. 22
[3] Sudjana, N, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdikarya, 2005, h. 2  
[4] Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, , h. 3
>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar